![]() |
| Kawasan Hutan Mangrove Muara Blacan |
Muaragembong, 29/4/2017 - Hutan mangrove di seluruh dunia terus mengalami tekanan akibat kebutuhan akan ruang untuk pembangunan sarana dan prasarana ekonomi.
Hutan Mangrove Muara Gembong terletak di wilayah Pantai Utara yang berdekatan dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi. Tekanan yang dialami Hutan Mangrove Muara Gembong berupa okupasi lahan dan konversi menjadi tambak ikan/udang. Kondisi ini sudah berlangsung lama dan terjadi hampir di seluruh kawasan. Pemerintah Kabupaten Bekasi mengajukan agar kawasan tersebut dilepas dari statusnya sebagai kawasan hutan.
Diperlukan data mengenai sebaran, luas, dan potensi biomassa mangrove kawasan tersebut sebagai data penimbang bagi Kemenhut RI untuk memutuskan hasil studi dalam rangka alih status kawasan hutan tersebut.
Penelitian difokuskan pada kawasan hutan mangrove Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat. Kegiatan peninjauan lapang dilaksanakan pada Bulan Desember 2009. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan luas, potensi biomassa, dan kerapatan vegetasi mangrove menggunakan data Landsat-7 ETM+ pada tahun 2001 dan 2010.
Data Landsat diolah dengan beberapa tahap meliputi: strip-filling, importing, layer stacking, subsetting, koreksi geografik, koreksi radiometrik, klasifikasi citra, pendugaan karakter biosistem mangrove, dan accuracy assessement.
Jenis tutupan lahan (landcover) yang ditemukan pada citra Landsat kawasan tersebut terdiri dari sembilan kelas kategori klasifikasi citra, yaitu: laut 1, laut 2, mangrove, area terbuka/terbangun, padi 1, kebun campuran, padi 2, tambak, dan sungai. Citra Landsat diklasifikasikan dengan teknik klasifikasi terbimbing (supervised classification) metode kemiripan maksimum (maximum likelihood). Setiap setiap kelas jenis tutupan lahan dibuatkan 10 area contoh (training area).
Nilai tingkat keterpisahan antar kelas (transformed divergence separability) citra tahun 2001dan tahun 2010 lebih dari 1.900 sedangkan akurasi keseluruhan (overall accuracy) dan akurasi Kappa masing-masing sebesar 99,8% dan 99,63% untuk citra tahun 2001 dan; 99,61% dan 99,39% untuk citra tahun 2010. Berdasarkan uji akurasi klasifikasi, citra tahun 2010 yang diklasifikasikan memiliki tingkat akurasi klasifikasi overall sebesar 83,33%, sedangkan statistik kappa overal bernilai 77,29%.
Luas mangrove pada tahun 2001 sebesar 540,72 ha kemudian menjadi 822,24 ha pada tahun 2010. Potensi biomassa mangrove pada tahun 2001 sebesar 46,7 ton/ha kemudian menjadi 53,49 ton/ha. Sedangkan untuk kerapatan mangrove pada tahun 2001 sebesar 55,78% dan menjadi 8,43% pada tahun 2010.




Kak bisa minta nomor telepon pengelola mangrive disana ga kak?
BalasHapus085691887656 (ucie)
BalasHapus